Search

Film Lima Disebut Sejalan dengan Program Jokowi, Kenapa Penonton Dibatasi?

Menurut Arvin, LSF seharusnya melonggarkan aturan terhadap film-film yang banyak mengandung pendidikan.

"Jangan terlalu kenceng (LSF). Percuma kalau terlalu kenceng. Di film harus begini-begini," ungkap dia.

Sedangkan Dave Laksono dari Partai Golkar mengatakan, film bernada toleransi amat dibutuhkan. Terutama yang amat dibutuhkan generasi muda. "Faktanya saja saat ini intoleransi di Indonesia sangat tinggi. Sudah masuk kerawanan yang membahayakan ke depannya," ujar dia.

Sementara Ketua LSF Ahmad Yani Basuki, mengakui film-film berkualitas yang mengangkat tema tentang Pancasila dan kebinekaan masih sangat terbatas di Indonesia. Karena itu, LSF menunggu sineas Indonesia untuk memproduksi film-film berkualitas seperti yang telah dilakukan Lola Amaria dan kawan-kawan.

Soal permintaan penurunan klasifikasi film Lima dari untuk 17 tahun ke atas menjadi 13 tahun ke atas, Basuki mengatakan, sudah ada mekanisme sesuai aturan dan undang-undang terkait hal itu.

Namun, Basuki tidak mau membuka bagian mana dalam Film Lima yang membuat film tersebut diklasifikasikan untuk penonton 17 tahun ke atas.

"Karena itu ada sensitivitasnya, biarlah menjadi konsumsi internal LSF dan pemilik film. Agar semua terjaga dengan baik, karena ini juga film yang baik," kata Basuki.

Sementara itu, Lola Amaria mengatakan, harus berdiskusi dengan tim internal Film Lima soal kemungkinan penurunan klasifikasi film menjadi 13 tahun ke atas.

"Keputusannya apa, saya harus meeting dulu," kata Lola.

Saksikan Video Pilihan di bawah Ini:

Menggemaskan, aksi balita berusia 3 tahun yang mampu melafalkan Pancasila.

Let's block ads! (Why?)

https://www.liputan6.com/news/read/3542036/film-lima-disebut-sejalan-dengan-program-jokowi-kenapa-penonton-dibatasi

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Film Lima Disebut Sejalan dengan Program Jokowi, Kenapa Penonton Dibatasi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.