Rumah TKP Pembunuhan Sadis Pulomas Dijual, Benarkah Kini Angker?

Suara.com - Usai terjadi kasus penyekapan yang berakhir dengan meninggalnya enam orang di rumah mewah Pulomas Utara, nomor 7A, Jakarta Timur, kini tempat tersebut tak berpenghuni.

Kasus mengerikan tersebut diketahui pada Selasa (27/12/2016) atau sehari setelah penyekapan yang dilakukan komplotan perampok. Pemilik rumah bernama Dodi Triono (59), kedua anak Dodi yaitu Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9), selain itu, Amel yang merupakan teman anak korban meninggal dunia. Dua supir keluarga, Yanto dan Tasrok (40), ikut tewas. Sementara lima orang lainnya selamat.

Rumah mewah bergaya minimalis itu kini dijual. Spanduk pengumuman penjualan rumah beserta nomor teleponnya dipasang di pintu gerbang besi. Rumah dijual lewat agen properti.

Menurut pengamatan Suara.com, lampu bagian teras rumah terlihat masih menyala.

Lingkungan luar rumah seperti tak terurus. Pagar rumah terlihat berkarat. Debu terlihat memenuhi lantai teras.

Cat dinding rumah yang berlantai dua yang dulu berwarna putih, kini terlihat mulai memudar.

Beberapa hari terakhir, viral informasi di grup-grup WhatsApp yang menyebutkan rumah tersebut dijual murah, tetapi sejauh ini belum ada yang bersedia membelinya. Menurut informasi, itu karena rumah ini angker.

"Rumah bekas pembunuhan di Pulomas di Jual murah mampus kata teman gue. Cuman enggak laku. Karena warga di sana sering dengar teriakan jam dua pagi dari dalam rumah. (info dari grup sebelah) Kabarnya harga rumahnya di bawah 500 jeti," demikian informasi yang tersebar di grup-grup WA.

Perihal keangkeran rumah, sampai sekarang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.

Pasalnya, beberapa penghuni rumah di sebelah rumah almarhum Dodi belum dapat ditemui.

Motif kasus penyekapan yang disertai pembunuhan adalah perampokan.

Otak pelaku perampokan Ramlan Butarbutar ditembak mati beberapa hari kemudian. Tiga rekannya, Ius Pane, Erwin Situmorang, dan Alfins Benius Sinaga berhasil ditangkap hidup-hidup.

Let's block ads! (Why?)