"Saya curhat sama beliau (Djarot), sekarang di sosmed ramai bahwa itu seperti pengalihan dari situasi yang dilakukan polisi," kata Suntana di Balai Kota Jakarta.
Menanggapi isu tersebut, Suntana hanya bisa mengelus dada. Dia menyayangkannya.
"Astaghfirullahaladzim, saya bilang, kok ada ya masyarakat yang masih berpikir begitu," ujar Suntana.
Bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017), malam, merenggut lima nyawa yang terdiri dari tiga anggota Polri dan dua terduga pelaku. Sebelas orang yang terdiri dari enam anggota polisi dan lima warga sipil terluka.
"Korban yang meninggal ya orang Islam juga, kok masih bilang itu pengalihan? Dia bilang potongan mayat itu plastik, karet, astaghfirullahaladzim," kata dia.
Wakapolda prihatin dengan perilaku masyarakat yang sedemikian keteraluan.
"Kita sangat prihatin dengan masyarakat yang menyampaikan sikap seperti itu, bukannya malah menambah kekuatan kemasyarakatan, malah seperti itu," kata Suntana.
Rapat koordinasi dengan Djarot, kali ini, untuk membahas pengamanan Ibu Kota selama Ramadan sampai Idul Fitri,
"Kami koordinasi gimana nanti mau puasa beberapa titik rawan, bagaimana kami memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa teroris itu kegiatan yang sangat membahayakan dan harus diberantas bersama-sama," kata Suntana.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sebut Mayat Bom Bunuh Diri Cuma Plastik, Astaghfirullahaladzim"
Post a Comment