:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2087045/original/082098000_1523780632-IMG_20180415_134848.jpg)
Dalam kesempatan lain, Wakapolri Komjen Syafruddin lagi-algi menegaskan, institusinya terus mendalami kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Dia menampik, kasus tersebut tidak mengalami kemajuan.
"Ada kemajuan. Siapa bilang tidak," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Mantan Wakapolda Sumatera Utara ini mengklaim sudah banyak kemajuan dalam kasus Novel Baswedan. Namun dia tidak merinci apa saja kemajuannya.
"Banyak kemajuannya. Kapolda Metro update terus. Kalian juga sudah nanya Kapolri, Kapolda Metro pertanyaan yang sama?" kata dia.
Sudah satu tahun lebih, kasus Novel Baswedan belum menemukan titik terang. Kepolisian bahkan belum menemukan pelakunya. Saat ini, Komnas HAM dan Ombudsman RI turun tangan mengawasi perkembangan kasus tersebut.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 silam. Peristiwa itu terjadi usai Novel menunaikan salat Subuh berjamaah di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Masjid tersebut berada di dekat rumahnya.
Sesaat setelah kejadian, Novel dilarikanke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kemudian dirujuk ke Jakarta Eye Center (JEC) di Menteng, Jakarta Pusat. Akibat siraman air keras, Novel mengalami luka parah pada mata sebelah kiri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Komjen Syafruddin berharap cabang olahraga soft tenis dapat mewujudkan target dua medali emas di Asian Games 2018.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Digadang Jadi Cawapres, Wakapolri Komjen Syafruddin Pilih Urus Masjid"
Post a Comment