:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1722800/original/090842600_1506573347-9.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Wakapolres Lombok Tengah Kompol Fahrizal yang menembak mati adik iparnya terindikasi mengalami gangguan kejiwaan cukup lama. Perubahan-perubahan sikap perwira menengah itu diduga terjadi saat ia masih berdinas di Polda Sumatera Utara.
"Dari beberapa saksi yang sudah diambil keterangan, memang ada perubahan (sejak berdinas) di Sumut," ujar Kapolda Sumatera Utara Irjen Paulus Waterpauw di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat (4/5/2018).
Namun anehnya, Fahrizal lulus sekolah staf dan pimpinan (Sespim) Polri hingga mengantarkannya menjadi Wakapolres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
"Yang jadi masalah gini, dia itu dalam sisi tes psikologi tinggi nilainya, itu hebatnya. Makanya kita lagi buktikan (kondisi kejiwaannya)," tutur Paulus.
Jenderal bintang dua itu belum bisa menjelaskan lebih detil mengenai kondisi kejiwaan Fahrizal. Saat ini dia masih menunggu hasil observasi tim dokter di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Medan.
"Jadi sekarang sudah kita titipkan di rumah sakit jiwa untuk diorientasi selama kurang lebih dua atau tiga minggu," ucap Paulus.
Polisi juga belum bisa menjatuhkan sanksi disiplin maupun etik kepada Fahrizal. Sementara proses pidana umum dihentikan lantaran Fahrizal mengalami gangguan kejiwaan. "Otomatis (berhenti)," Paulus memungkasi.
Fahrizal, polisi yang menembak adik iparnya itu mengaku mendapat bisikan gaib, sesaat sebelum melakukan aksinya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kompol Fahrizal Penembak Adik Ipar Diduga Gangguan Jiwa Sebelum Jabat Wakapolres"
Post a Comment