Search

Pengantin Bom Bunuh Diri di Pelantikan Jokowi - Tagar News

Jakarta - Pengamat terorisme Indonesia Al-Chaidar mengatakan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS telah menyiapkan serangan untuk pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih, Jokowi-Ma'ruf Amin, pada 20 Oktober 2019. 

Al-Chaidar menyatakan hal tersebut menanggapi keterangan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo bahwa pihak kepolisian menemukan adanya rencana aksi pengantin bom bunuh diri saat pelantikan Presiden Jokowi.

"Tujuan dilakukan penyerangan pada acara pelantikan presiden dan wakil presiden, untuk menunjukkan eksistensi keberadaan kelompok ISIS di Indonesia," kata Al-Chaidar saat dihubungi Tagar di Aceh, Selasa, 15 Oktober 2019.

Jadi yang masih bebas memiliki pasukan bom bunuh diri adalah Andi Baso, bisa saja dirinya yang memberikan perintah kepada ISIS di Indonesia.

“Target mereka untuk memberikan efek yang lebih besar dan memberikan pengaruh kepada organisasinya. Sehingga bisa mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak, bahkan bisa saja mereka merekrut pengantin untuk melakukan pemboman,” ujar Al-Chaidar.

Al-Chaidar menambahkan, para kelompok ISIS tersebut kemungkinan mendapatkan perintah untuk melakukan penyerangan dari Andi Baso, yang merupakan pelaku bom bunuh diri (suicide bomber) di Gereja Katedral Jolo, Filipina.

Sekarang ini, kata Al-Chaidar, hanya Andi Baso yang bebas memiliki pasukan bom bunuh diri, sementara Khalid Abu Bakar dan Ghazali sudah lama sekali tidak mendapatkan kabar, serta keberadaannya.

“Jadi yang masih bebas memiliki pasukan bom bunuh diri adalah Andi Baso, bisa saja dirinya yang memberikan perintah kepada ISIS di Indonesia. Maka semua kemungkinan itu bisa saja terjadi,” tutur Al-Chaidar.

Pelantikan Presiden

Rapat koordinasi pengamanan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden. Budi Gunawan, Bambang Soesatyo, hadi Tjahjanto, Tito Karnavian, dan Arief Budiman, di gedung DPR, Selasa, 15 Oktober 2019. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Ketarangan Polri

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya menemukan adanya rencana aksi bom bunuh diri saat pelantikan Presiden Jokowi.

"Pengantin bom bunuh diri sudah disiapkan," ujar Dedi, Selasa, 15 Oktober 2019, seperti diberitakan Liputan 6.

Dedi mengatakan teror bom bunuh diri itu akan dilakukan di Solo dan Yogyakarta oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Informasi itu berdasarkan terduga teroris yang dibekuk beberapa waktu lalu.

"JAD yang sudah ditangkap di Yogya, dari hasil pemeriksaan oleh Tim Densus," ujar Dedi.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap sebanyak 22 terduga teroris setelah penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukan) Wiranto pada Kamis, 10 Oktober 2019.

Dedi Prasetyo mengatakan tiga di antaranya merupakan terduga teroris yang saling terkait dalam aksi penusukan Wiranto. Mereka adalah Syahrial Alamsyah atau Abu Rara, Fitri Andriana istri Abu Rara, dan seorang perempuan berinisial RA di Banten.

"Polri melakukan langkah mitigasi secara maksimal, agar kelompok tidak melakukan aksi amaliah aksi teror," ujar Dedi di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Senin, 14 Oktober 2019.

Dedi menambahkan, sehari setelahnya, yakni 11 Oktober 2019, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap enam terduga teroris di berbagai wilayah.

Mereka adalah AT dan ZAI ditangkap di Bali, S alias Jack Sparrow ditangkap di Sulawesi Utara, R alias Putra ditangkap di Jambi, dan H ditangkap di Cengkareng, Jakarta Barat.

"Atas nama S alias Jack Sparrow ini di Minahasa. Keterlibatannya bergabung dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan berencana jihad di Papua. Kemampuannya merakit dan membuat bom," ujar Dedi.

Berikutnya, lima terduga teroris dibekuk pada Minggu 13 Oktober 2019. Mereka adalah NAS ditangkap di Lampung, A ditangkap di Sulawesi Tengah, RF ditangkap di Indramayu, YF dan BA ditangkap di Cirebon.

Terakhir, sebanyak delapan terduga teroris ditangkap pada Senin, 14 Oktober 2019. Mereka adalah APS, TH, Y yang ditangkap di Bandar Lampung, dan MRM juga UD diringkus di Lampung. Kemudian N, JJ, dan AAS dibekuk di Bandung.

"Yang di Bandung berencana melakukan amaliah di wilayah Jawa Barat," ujar Dedi.

Strategi Mengamankan Pelantikan Presiden

TNI Angkatan Darat (AD) menyatakan akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden.

"Dalam pengamanan TNI sebagai bagian keamanan, kami siapkan seluruh kekuatan. Tidak saja dari satuan tempur di seluruh Indonesia, tapi satuan teritorial dan badan pelaksana kita standby fokus di event besar pelantikan presiden," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dalam jumpa pers di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019 seperti diberitakan Antara.

Andika mengatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai pengguna bisa meminta berapa pun besaran pasukan yang akan dikerahkan dalam pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden di Gedung MPR/DPR.

"Pengguna Pak Panglima, berapa pun yang diminta kita siap, kita sudah minta semua satuan fokus kepada operasi pengamanan dalam menghadapi event minggu ini dan depan," kata Andika.

Dalam keksempatan terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani mengatakan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia akan menyiapkan kurang lebih 30 ribu personel gabungan untuk mengamankan prosesi pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

"Personel yang disiagakan dari TNI-Polri kurang lebih 30 ribu personel. Itu akan mengisi ring 1 dan ring 2 yang sudah diatur sehingga pelaksanaannya berjalan dengan baik," ujar Puan Maharani di Kompleks Parlemen Republik Indonesia Senayan Jakarta, Senin.

Puan Maharani mengatakan prosesi pelantikan 20 Oktober 2019 dimulai pukul 14.30 WIB. Ia meminta seluruh anggota DPR dan tamu undangan hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. 

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebelumnya mengatakan pihaknya akan bersikap tegas kepada siapa pun yang bertindak anarkistis dan menggunakan cara-cara inkonstitusional.

"Siapa pun yang melakukan tindakan anarkis, inkonstitusional, dan tidak baik, termasuk berupaya menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden hasil Pemilu akan berhadapan dengan TNI," ujar Panglima TNI dengan lantang, di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat, 27 September 2019.

Doa Pelantikan Presiden

Rakyat Indonesia yang cinta damai, cinta NKRI, tentu mengharapkan pelantikan presiden berjalan lancar. Demikian pula harapan tokoh agama Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). 

"Kami mendoakan proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di akhir pekan ini," kata Ketua Jemaat GMIM Paulus Wasian Pdt Sceny Kandio Rumagit di Manado, Senin.

Ia mengatakan melihat situasi sekarang ini, semua umat wajib mendoakan keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ia menambahkan setelah melewati proses pemilihan umum, diharapkan semua berjalan lancar, karena pemimpin negara telah terpilih dan wajib dihormati.

Apalagi, ujarnya, saat ini marak fitnah dan hoaks. Tokoh agama siap menangkal dan meluruskan hoaks yang tersebar di tengah masyarakat.

"Itu semua hoaks, fitnah-fitnah yang tidak logis yang tidak masuk nalar itu, dan kami siap untuk menangkal, meluruskan segala berita yang tidak masuk akal, fitnah, hoaks," ujarnya.

ia menambahkan, tokoh agama selalu memasyarakatkan semangat toleransi, keberagamaan, dan selalu mengumandangkan agar seluruh bangsa menjadi pemeluk-pemeluk agama yang baik sekaligus menjadi warga negara yang baik.

Kalau sudah menjadi pemeluk agama dan warga negara yang baik, katanya, maka tidak ada lagi hoaks, fitnah, kebohongan, politik uang dan sebagainya.

"Dan kita yakin bangsa kita tidak saja menjadi macannya Asia, tapi juga macannya dunia," tutur Paulus Wasian. []

Baca juga:

Berita terkait

Let's block ads! (Why?)


https://www.tagar.id/pengantin-bom-bunuh-diri-di-pelantikan-jokowi

2019-10-15 09:42:00Z
52781848119157

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pengantin Bom Bunuh Diri di Pelantikan Jokowi - Tagar News"

Post a Comment

Powered by Blogger.