Suara.com - Setelah lawatan ke-3 provinsi di Pulau Jawa, pengurus Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) kini melanjutkan lawatannya yang dikemas dalam bentuk bhakti sosial ke Pulau Sumatera. Setelah 3 hari sebelumnya berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam, rombongan IIPG yang dipimpin oleh Deisti Setya Novanto selaku Ketua Umum, kini tiba di Langkat, Sumatera Utara. Bhakti Sosial yang mengusung tema ketahanan keluarga ini bertujuan untuk silaturahmi dan koordinasi. Bersilaturahmi dengan pengurus IIPG dan masyarakat di daerah serta berkoordinasi dalam menjalankan program IIPG dalam misinya membantu perjuangan para suami di Partai Golongan Karya.
Kedatangan di Langkat, Sumatera Utara yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ini, IIPG mengunjungi daerah Langkat di Sumatera Utara. Baksos dibagi dalam dua kegiatan. Pertama, kegiatan indoor, yaitu donor darah dan pemeriksaan IFA (deteksi kanker servic), dan pengobatan gratis di gedung PKK Kabupaten Langkat. Kegiatan kedua, out door, pembagian sembako dan biskuit untuk anak kurang gizi, ibu hamil dan menyusui berlokasi di alun-alun Amir Hamzah Stabat. Acara ini dihadiri oleh Ketua IIPG Sumatera Utara, Nuraidah Ngogesa Sitepu dan Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu.
Dalam sambutannya, Deisti mengucapkan rasa syukur dapat kembali berkunjung di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Langkat serta mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat masyarakat Langkat yang dilanjutkan dengan menjelaskan maksud dan tujuan kehadirannya kali ini.
“Ini adalah bentuk komitmen IIPG dalam menjaga silaturahmi dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan peran IIPG dalam membantu para suami yang telah berjuang di Partai Golkar, dengan slogan Suara Golkar Suara Rakat,” kata Deisti di Langkat, Sumatera Utara, Sabtu (20/5/2017).
Deisti Novanto juga menyampaikan rasa syukurnya, bahwa kehadiran di Sumatera Utara, bertepatan dengan peringatan Kebangkitan Nasional yang telah dikumandangkan oleh aktivis perjuangan bangsa Indonesia, lebih dari 100 tahun lalu. Deisti menegaskan bahwa hari Kebangkitan Nasional dipahaminya sebagai kesadaran awal akan perlunya persatuan bangsa dalam melawan imperialisme dan kolonialisme saat itu.
“Namun demikian, kita begitu prihatin atas segala upaya yang mengarah kepada upaya memecah belah bangsa ini. Setidaknya, hingar bingar berita baik di medsos ataupun media cetak dan elektronik memberikan signal bahwa nilai persatuan dan kesatuan bangsa ini sedang diuji,” jelasnya.
Lebih lanjut Deisti menyampaikan, kesamaan tujuanlah yang dapat mengesampingkan perbedaan yang ada di antara kita. Awal kebangkitan bangsa ini, tahun 1908 ditandai dengan semangat dan tujuan yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari imperialisme dan kolonialisme bangsa asing.
“Untuk itu, marilah kita tidak melupakan sejarah, untuk tidak mengkhianati perjuangan para pendahulu kita, dengan mengesampingkan kepentingan golongan untuk bersama-sama dalam meraih tujuan bangsa ini. Kebersatuan dalam keberagaman adalah karakter bangsa Indonesia,” tegasnya.
Untuk itu pula IIPG, masih menurut Deisti, dalam perannya membantu perjuangan para suami, ikut menyuarakan persatuan bangsa tentunya dengan cara kami, para istri aktivis dan pengurus partai. Berbagai program, kami berupaya memberikan kontribusi, sekecil apapun kontribusi, dan ini adalah bentuk kepedulian kami kepada bangsa ini.
“Kepada komunitas terkecil dari masayarakat, yaitu: keluarga, IIPG melalui beberapa program penyuluhan yang dikemas dalam bhakti sosial saat ini, senantiasa mengajak keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga dalam berbagai aspek, baik pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan hidup,” katanya.
Ketua IIPG Sumatera Utara, Nuraidah Ngogesa Sitepu menegaskan, IIPG menaruh perhatian kepada kesehatan ibu dan anak, salah satunya dengan mengadakan pemeriksaan kanker serviks.
“Hal ini didasarkan data pemerintah bahwa tingkat prevalensi angka kematian tertinggi untuk penyakit kanker,” kata Nuraidah.
Dikatakannya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Setiap tahunnya terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan sekitar 8.000 kasus ata lebih dari 50 persen berakhir dengan kematian.
“Kanker ini muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut,” jelas Nuraidah.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IIPG Serukan Persatuan Bangsa dan Kesampingkan Perbedaan"
Post a Comment