"Setelah melakukan gelar perkara, disimpulkan adanya dugaan tindak pidana korupsi menerima hadiah atau janji oleh gubernur Bengkulu terkait dengan fee proyek, maka meningkatkan status penanganan perkara ketingkat penyidikan dan menetapkan empat orang sebagai tersangka," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (21/6/2017).
Dua proyek tersebut yaitu peningkatan kapasitas jalan Tes-Muara Aman senilai Rp37 miliar dan peningkatan kapasitas jalan Curug Air Dingin dengan nilai proyek Rp16 miliar.
Alex menduga pemberian uang dari Jhoni kepada Ridwan terkait fee atas menangnya Statika Mitra Sarana untuk menggarap proyek tersebut.
Dalam operasi tangkap tangan, kemarin, KPK mengamankan uang Rp1,26 miliar. Uang tersebut ditemukan di dua lokasi yang berbeda, yakni di rumah Ridwan senilai Rp1 miliar dan dari tangan Jhoni sebesar Rp260 juta.
"Uang yang ditemukan di rumah gubernur sempat sebelumnya disimpan dalam brangkas dalam pecahan seratus ribu," kata Alex.
Jhoni disangka melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor.20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
Ridwan dan Lili serta Rico disangka melanggar Pasal 12 huruf atau atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 ayat 1 kesatu KUHP.
Keempat tersangka langsung ditahan KPK. Ridwan ditahan di rumah tahanan Pom Guntur, Lily ditahan di rutan C1 gedung KPK, Rico ditahan di rutan Polres Jakarta Pusat, dan Jhoni ditahan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gubernur Bengkulu dan Istri Jadi Tersangka Kasus Suap Proyek"
Post a Comment