Aksi ini dilakukan dalam rangka mendesak pimpinan KPK dan kepolisian segera mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Novel Baswedan yang diduga melibatkan orang berpengaruh.
"Ini untuk menyambut ulang tahun Novel yang ke 40 dan sebagai pesan kepada Presiden, Pimpinan Polri, dan Pimpinan KPK agar menuntaskan perkara penyerangan hingga ke pengadilan," kata Koordinator aksi damai Kuswandi di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Kasus tersebut sudah dua bulan lebih dan polisi belum juga berhasil mengungkapnya.
Untuk menggambarkan proses penyerangan dengan air keras terhadap Novel dan menggambarkan derita Novel, jurnalis melakukan aksi teatrikal.
Dalam aksi teatrikal, wartawan TvOne Muhamad Haries memerankan Novel. Wartawan JakTV Dedi Musoni dan wartawan Jawa Pos Agus Dwiprasetyo memerankan pelaku dengan menunggang sepeda motor.
"Ini kasus besar, kalau penyidik saja seperti ini, apalagi wartawan. Ini bukan hanya soal Novel, tapi untuk semua yang punya komitmen untuk berantas korupsi, termasuk wartawan," kata Agus.
Novel disiram air keras pada tanggal 11 April 2017, usai salat Subuh.
Presiden Joko Widodo sudah meminta kepolisian untuk membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut. Saat ini, Novel masih terbaring di Rumah Sakit di Singapura untuk menjalani perawatan mata.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kasus Novel: Penyidik KPK Saja Diserang, Apalagi Jurnalis"
Post a Comment