Suara.com - Beberapa perempuan Indonesia yang menikah dengan anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kini menjadi pengungsi setelah ditinggal suami mereka nyaris dikeroyok oleh warga Suriah saat sedang diwawancarai oleh seorang wartawati setempat.
Peristiwa ini dituturkan oleh Jenan Moussa, wartawati stasiun televisi Al Aan asal Uni Emirat Arab, dalam akun Twitter-nya, pada Senin (26/6/2017) lalu.
Dalam kisahnya, Moussa membeberkan bahwa ketika ia sedang meliput tentang para istri ISIS di Raqa, Suriah ia bertemu dengan beberapa perempuan Indonesia, bersama anak-anak mereka, yang datang ke kota itu untuk bergabung dengan ISIS.
"Kami adalah korban ISIS," klaim para perempuan Indonesia itu kepada Moussa.
Tetapi demi mendengar klaim itu, para pengungsi Suriah asal Raqa yang berada di lokasi yang sama, segera bangun dan berusaha memukuli para pengungsi Indonesia itu.
"Para pengungsi perempuan Suriah asal Raqa itu berusaha menyerang mereka sembari berteriak, 'Apa yang kalian lakukan di negeri kami? Kalian bertanggung jawab atas penderitaan kami'," tulis Moussa.
Para perempuan Indonesia itu kepada Moussa juga mengatakan bahwa, "ISIS menipu kami dengan propagandanya."
Tetapi mereka bungkam ketika Moussa, apakah mereka memutuskan untuk bergabung dengan ISIS setelah melihat video-video pemenggalan manusia yang keji dan beredar luas di internet.
4- I also saw this Indonesian ISIS family who traveled to Raqqa to join ISIS. Refused to talk to me, claiming "we are victims of ISIS." http://pic.twitter.com/Wv7Y2z0uIS
— Jenan Moussa (@jenanmoussa) June 25, 2017
Wawancara itu dilakukan Moussa di sebuah kamp pengungsi di sebelah utara Raqa, kota yang tadinya merupakan pusat pemerintahan ISIS. Menurut Moussa kamp pengungsi itu saat ini dikelola oleh kelompok Syrian Democratic Forces (SDF), yang dikenal banyak bertempur melawan ISIS dalam perang saudara Suriah.
Para pengungsi di kamp itu, jelas Moussa, dipisahkan dalam dua kelompok. Pengungsi yang berasal dari keluarga pendukung ISIS dipisahkan dalam kelompok sendiri, karena banyak pengungsi asal Raqa yang berusaha menyerang mereka.
Menurut Moussa para perempuan pengikut ISIS itu rata-rata istri dari anggota kelompok teroris tersebut. Mereka berasal dari berbagai negara. Selain Indonesia, ada pula yang berasal dari Libanon, Tunisia, dan Dagestan.
Mereka ditangkap oleh SDF ketika berusah keluar dari Raqa. Sebagian besar dari mereka kini berharap bisa pulang ke negara masing-masing.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ketika Perempuan Simpatisan ISIS Asal Indonesia Nyaris Dikeroyok Pengungsi Suriah"
Post a Comment