:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2128842/original/012603900_1525084719-IMG-20180430-WA0051.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Terjadinya dugaan intimidasi yang menimpa seorang ibu dan anak dalam acara Car Free Day (CFD) di Bunderan HI menunjukkan bahwa ruang publik masih milik laki-laki.
Arena CFD, sebagai sebuah ruang publik, seharusnya dapat diakses secara aman dan nyaman oleh siapapun, termasuk perempuan dan anak.
"Dalam video yang viral itu, terlihat ibu dan anaknya sedang berjalan di arena CFD lalu dikerubungi dan dilecehkan secara fisik oleh sekelompok laki-kali. Itu masuk dalam kategori pelecehan di ruang publik (street harassment)," kata Juru Bicara PSI Dara Kesuma Nasution Dara melalui siaran pers di Jakarta, Senin (30/4).
"Intimidasi semacam ini menunjukkan adanya upaya untuk membatasi jalanan sebagai arena kekuasaan laki-laki, yang pada akhirnya meminggirkan perempuan," tambah Dara yang juga calon anggota legislatif PSI dari dapil Sumut III itu.
Dara juga merasa pelecehan itu merupakan sebuah upaya pembatasan hak bagi perempuan untuk menyuarakan pilihan politiknya. Seorang ibu yang belakangan diketahui bernama Susi ini memang berada di CFD untuk menyuarakan dukungan pada Presiden Jokowi dengan mengenakan kaos bertuliskan #DiaSibukKerja.
"Tujuan dari street harassment adalah menunjukkan pada perempuan bahwa seharusnya dia tinggal di ruang domestik. Perempuan di rumah saja, jangan turun ke jalan, apalagi menyuarakan aspirasi politik. Urusan politik dianggap terlalu besar untuk dipikirkan perempuan," tutur Dara.
Padahal seharusnya perempuan diberi ruang seluas-luasnya untuk mengekspresikan pilihan politiknya.
https://www.liputan6.com/news/read/3495449/psi-intimidasi-di-cfd-bukti-ruang-publik-masih-didominasi-priaBagikan Berita Ini
0 Response to "PSI: Intimidasi di CFD, Bukti Ruang Publik Masih Didominasi Pria"
Post a Comment