Suara.com - Persekusi menjadi persoalan serius di Indonesia yang sudah terjadi sejak lama. Sayangnya, mayoritas jurnalis di Indonesia masih banyak yang belum memahami betapa urgensinya persoalan persekusi ini.
Kritikan ini disampaikan Editor BBC Indonesia, Ging Ginanjar dalam diskusi bertema "Kebebasan Versus Persekusi: Negara Gagal Lindungi Warga Negara" yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, di Jakarta Selatan, Sabtu (10/5/2017).
"Sewaktu saya mewawancarai Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, dalam sebuah jumpa pers di Mabes Polri, sewaktu muncul pertama kali kasus persekusi Dokter Fiera Lovita di Solok, Sumatera Barat, dia mengatakan tidak ada masalah. Masalah tersebut sudah didamaikan," kata Ging.
Belakangan, setelah muncul pernyataan personel Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bahwa persekusi adalah tindakan main hakim sendiri yang tak bisa dibenarkan dalam negara hukum, barulah sikap jajaran personel Polri berubah. Polri kini bersikap lebih tegas terhadap maraknya aksi persekusi.
"Namun satu hal yang mengkhawatirkan saya, justru banyak teman-teman wartawan tidak bertanya soal persekusi. Banyak wartawan muda yang sepertinya belum menyadari bahwa ini adalah masalah sangat serius yang harus diangkat dalam sebuah pemberitaan," jelas Ging.
Oleh sebab itu, Ging berharap media massa di Indonesia memberikan perhatian yang lebih serius terhadap masalah persekusi. Termasuk memberikan pemahaman betapa pentingnya masalah persekusi sebagai persoalan yang perlu diangkat.
"Terlebih persekusi yang memang seringkali dilakukan oleh kelompok intoleran," tutup Ging.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Banyak Jurnalis Kurang Menyadari Pentingnya Masalah Persekusi"
Post a Comment