Suara.com - Supir mobil jenazah Rumah Sakit Cikini, Jakarta Puat, Ihsan Rahman (37), merupakan salah satu contoh karyawan berdedikasi tinggi. Dia tetap ikhlas bertugas saat masa mudik Lebaran karena menghargai pekerjaan.
"Kalau karyawan yang non shift, atau yang masuk pagi mendapatkan cuti bersama. Sedangkan kami tidak, kami liburnya hanya setelah shift tiga," kata Ihsan saat berbincang dengan Suara.com, Kamis (29/6/2017).
Ihsan kemudian menjelaskan pembagian waktu kerja yaitu dua hari masuk di waktu pagi, (pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB). Kemudian, dua hari berikutnya masuk di waktu sore (dari pukul 16.00 WIB sampai 24.00 WIB.
Sedangkan untuk shift kerja malam dari pukul 24.00 WIB sampai 08.00 WIB.
Setelah melewati semua shift kerja, kata dia, baru karyawan mendapatkan jatah libur selama dua hari.
Shift kerja tersebut, menurut Ihsan, hanya berlaku pada bagian pengurusan jenazah, satpam, dan unit gawat darurat. Untuk bagian seperti visum dan poliklinik mendapatkan jatah cuti Lebaran.
"Meskipun lebaran, jenazah yang keluar-masuk di Cikini pasti ada. Walaupun jumlahnya tidak sebanyak hari biasa, karenanya kami harus siaga setiap hari selama 24 jam," ujarnya.
Ayah dari dua anak ini sebenarnya bisa saja mengambil libur untuk lebaran, namun harus sesuai kesepakatan dengan rekan kerja. Jika partner mau mengganti shit kerja, baru Ihsan bisa libur.
"Istilahnya, nggak boleh kosong aja, harus ada orang. Tapi siapa sih yang mau diajak tukaran saat lebaran, semua pasti ingin kumpul bareng keluarga. Jadi kami menyiasatinya dengan bergantian mudik setiap tahunnya," kata Ihsan.
Dalam bekerja, Ihsan berprinsip harus bertanggungjawab. Dengan bertanggungjawab, berarti mensyukuri pekerjaan dan rejeki yang didapatkan.
Namanya tugas, ya, harus dilakoni. Itu prinsip supir mobil jenazah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Anwar Maulana.
Anwar juga merupakan tipe pegawai yang penuh dedikasi. Dia rela menunda pulang ke kampung halaman karena menyadari setiap hari raya Idul Fitri banyak pegawai yang libur sehingga dia timbul rasa tanggungjawab.
"Soalnya kalau pulang, kasihan nanti pelayanan di sini nanti keteteran," kata Anwar kepada Suara.com di RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (28/6/2017).
Anwar tidak sendiri. Dia dan sejumlah teman juga rela tidak kumpul keluarga dulu di hari lebaran demi menjaga pelayanan RSCM tetap baik.
"Iya, banyak juga kok teman-teman yang nggak pulang nih pas lebaran sampai sekarang," katanya.
Anwar sudah hampir 15 tahun bekerja menjadi supir mobil jenazah di RSCM.
Dia sudah terbiasa tidak minta libur untuk pulang kampung pada hari raya Idul Fitri. Dia menyadari hari-hari itu, tenaga orang-orang sepertinya sangat dibutuhkan.
"Pas takbiran kemarin, ada tiga jenazah yang saya antar. Nanti sore juga saya mau nganter jenazah lagi. Makanya susah kalau mau pulang. Kerjaan di sini kalau ditinggalain repot semua," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Supir Mobil Pengantar Mayat Penuh Dedikasi"
Post a Comment