Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya sejak menjabat sebagai orang nomor satu di AS, pulang ke kota kelahirannya, New York, pada Kamis (4/5/2017). Kepulangannya yang juga untuk menyambut kedatangan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, disambut aksi demo.
Ratusan demonstran melakukan mars menuju sebuah museum kapal induk tua yang menjadi tempat makan malam Trump dan Turnbull.
“Hey, hey! Ho, ho! Donald Trump harus pergi!” teriak sejumlah peserta aksi.
“Ia adalah seorang yang anti-intelektual yang tidak pantas untuk pekerjaan itu (presiden-red) dan saya yakin ia bertentangan dengan keinginan masyarakat Amerika,” kata seorang penggagas aksi, Flav Maximus.
“Semua menjadi kian buruk dan buruk saja, dan ia tak layak menjadi presiden,” ujar peserta aksi Nina Horowitz.
Demo tak lain dipicu kebijakan-kebijakan Trump yang tidak disukai di New York, kota yang warganya amat condong pada Partai Demokrat, partai politik lawan Trump pada pilpres lalu, Hillary Clinton. Clinton bahkan merebut 80 persen “electoral vote” di kota tersebut.
Trump sendiri tiba di Manhattan, New York, lebih telat dari yang dijadwalkan. Pasalnya, ia terlebih dahulu mengadakan perayaan di Washington atas kemenangan voting kebijakan di Kongres tentang pencabutan Obamacare. Obamacare merupakan undang-undang pembiayaan kesehatan yang dibuat oleh Presiden pendahulu Trump, Barack Obama, pada tahun 2010.
Kendati pencabutan Obamacare harus terlebih dahulu disetujui Senat, kemenangan tersebut amat signifikan bagi Trump yang selama ini kerap mendapat penolakan atas kebijakan-kebijakannya di Kongres.
Beberapa rencana kebijakan Trump yang tidak populer di kalangan warga New York, kota paling liberal di AS, adalah pembatasan imigrasi, pencabutan perlindungan federal terhadap pelajar transgender, dan pencabutan Obamacare. (AFP)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pulang ke Kota Kelahiran, Donald Trump Disambut Demo"
Post a Comment